PENGERTIAN PERHATIAN DAN MACAM-MACAM PERHATIAN
Jumat, 10 Mei 2013
PENGERTIAN PERHATIAN DAN MACAM-MACAM PERHATIAN
1. Pengertian
Perhatian
Seorang
pengajar harus dapat menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
sebab dengan perhatian yang dimiliki siswa akan timbul keinginan yang tertuju
pada suatu hal tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1996:754) perhatian
diartikan sebagai hal memperhatikan; apa yang diperhatikan. Sumadi Suryabrata
(1989:14) mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju
pada suatu obyek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan. Hal ini senada
dengan ungkapan Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian adalah merupakan salah
satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses
belajar mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu
pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui bahan pelajaran (content).
Sedangkan
menurut Jalaludin Rahmat (2000:52), perhatian adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri
pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui
alat indera yang lain.
Dengan demikian, maka
dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis
yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar
individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar. Yang berasal
dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan serta kemauan, sedangkan
yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan.
Sedangkan proses timbulnya perhatian, secara singkat oleh
Dakir (1993:14) dijelaskan sebagai berikut, yaitu pertama ada rangsangan yang
menonjol dari obyek, rangsangan diterima oleh indra, dibawa masuk ke syaraf ke
dalam otak, lalu diserap oleh persepsi kita. Adapun obyek tersebut, dipengaruhi
oleh jenis kelamin, umur, latar belakang yang bersangkutan, ada tidaknya
prasangka, atau keinginan tertentu dan sikap batin tertentu. Dan hasil akhir
terjadilah perhatian yang berbeda-beda.
Segala sesuatu yang kita perhatikan menurut Jalaludin
Rahmat,(2000:52) ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal, faktor
situasional disebut determinan perhatian yang bersifat eksternal atau
penarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan karena
mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli,
kebaruan, dan perulangan.
1. Gerakan. Seperti organisme yang lain,
manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
2. Intensitas
Stimuli. Manusia
akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.
3. Kebaruan
(Novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan
menarik perhatian manusia.
4. Perulangan. Hal-hal yang disajikan
berkali-kali, bila disertai dengan sedikit variasi, akan menarik perhatian.
Kenneth E. Andersen
(1972) sebagaimana yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (2000:54-55),
menyimpulkan tentang dalil-dalil perhatian yang harus diperhatikan, di
antaranya oleh guru sebagaimana yang sedang dibahas oleh penulis sekarang ini,
yaitu:
1. Perhatian
itu merupakan proses yang aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu
yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita.
3. Kita
menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikap,
nilai, dan kepentingan kita.
4. Kebiasaan
sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa
yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5. Dalam
situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk
menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan.
6. Walaupun
perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup
dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepsi kita akan betul-betul
cermat.
7. Perhatian
tergantung pada kesiapan kita.
8. Tenaga-tenaga
motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9. Intensitas
perhatian tidak konstan.
10. Dalam hal stimuli yang
menerima perhatian, perhatian juga tidak konstan.
11. Usaha untuk mencurahkan
perhatian sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut
perhatian.
12. Kita mampu menaruh
perhatian pada berbagai stimuli secara serentak.
13. Perubahan atau variasi
sangat penting dalam menarik dan mempertahankan perhatian.
Untuk itu, guru sebagai
tenaga pengajar harus selalu berusaha untuk memancing dan mendorong siswa agar
selalu tertarik dengan penuh perhatian terhadap pelajaran yang diberikan dan
merasa nyaman ketika mengikuti pelajaran, seperti membuat variasi metode dalam
menyampaikan materi, intonasi suara, penampilan, gaya, dan sebagainya. Karena
perhatian bukan merupakan karakter bawaan dasar yang bersifat konstan dan
stagnan, tapi perhatian berjalan secara aktif dan dinamis, untuk itu perhatian
harus selalu dipupuk dan diperhatikan agar dalam kegiatan belajar mengajar
berjalan secara aktif dan dinamis.
2.
Macam-macam Perhatian
Perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, hal ini
sebagaimana yang dungkapkan oleh Sumadi Suryabrata, (1989:14)yaitu:
a.
Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi dua,
yaitu;
1)
Perhatian intensif.
2)
Perhatian tidak intensif.
b.
Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu;
1.
Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian
tak-sengaja), yaitu perhatian yang
timbul begitu saja, seakan-akan tanpa sengaja, terjadi tanpa usaha.
2.
Perhatian sekehendak (perhatian sengaja), yakni perhatian yang timbul
karena usaha atau dengan kehendak.
c.
Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan
menjadi dua yaitu;
1)
Perhatian terpencar, yakni perhatian pada suatu saat dapat tertuju pada
bermacam-macam obyek.
2)
Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang terpusat, hanya dapat tertuju
pada obyek yang sangat terbatas.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam membimbing perhatian
anak didik, yaitu penggunaan metode penyajian pelajaran yang dapat diterima
oleh anak didik. Penerimaan ini akan efektif apabila pelajaran sesuai dengan
minat, kebutuhan dan kemampuan anak didik. Adapun macam-macam perhatian yang
tepat dilakukan dalam belajar menurut Suryabrata (1989:37) adalah:
a.
Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan
perhatian intensif akan lebih terarah.
b.
Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan dalam
kegiatan akan mengembangkan pribadi anak.
c.
Perhatian spontan perlu dilakukan, karena perhatian yang spontan
cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif daripada perhatian yang
disengaja.
DAFTAR
PUSTAKA
Dakir, Dasar-dasar
Psikologi, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1993), hlm. 114
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1996
Jalaludin Rahmat, Psikologi
Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000, Edisi Revisi,
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, 1994), hlm. 175
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: CV. Rajawali, 1989
Langganan:
Postingan (Atom)